Madrasah Al-Zahiriyah, Khazanah Arsitektur Islam Berbagai Dinasti (1)
http://moslimonline.net

REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini masyarakat dunia hanya mengenal Andalusia, Kordoba, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Istanbul sebagai kota-kota penting dalam sejarah peradaban Islam.
Tidak demikian halnya dengan Aleppo, kota yang terletak sekitar 350 kilometer sebelah utara Ibukota Suriah.
Padahal, di kota ini terdapat peninggalan sejarah peradaban Islam seperti benteng-benteng, pintu gerbang, pasar-pasar tradisional, rumah peristirahatan, masjid, tempat pemandian umum, rumah sakit, dan madrasah (sekolah).
Sama halnya dengan Damaskus, Aleppo memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kota tertua di dunia. Aleppo terletak di persimpangan sejumlah jalur perdagangan yang padat. Bahkan, Aleppo termasuk rute 'Jalan Sutra' sejak milenium kedua sebelum Masehi (SM).
Kota ini secara berturut-turut pernah dikuasai oleh berbagai suku bangsa dan dinasti, seperti Hitti, Assyria, Arab, Fathimiyah, Ayyubiyah, Mongol, Mamluk, dan Turki Usmani (Ottoman).
Karenanya, tak mengherankan jika Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah memilih Aleppo sebagai kota pusat budaya Islam di wilayah Arab pada 2006 silam.
Pada masa pemerintahan Islam, yang dimulai sejak 637 M, Aleppo menjelma menjadi kota terkemuka dalam berbagai bidang. Mulai dari ekonomi, kebudayaan, hingga ilmu pengetahuan.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Aleppo telah melahirkan sejumlah tokoh penting dalam khazanah keilmuan dan peradaban Islam. Hal ini juga yang mendorong penguasa Islam pada masa itu, untuk membangun sejumlah madrasah (lembaga pendidikan). Salah satu madrasah yang cukup terkenal pada masa itu adalah Madrasah Al-Zahiriyah.
Tidak demikian halnya dengan Aleppo, kota yang terletak sekitar 350 kilometer sebelah utara Ibukota Suriah.
Padahal, di kota ini terdapat peninggalan sejarah peradaban Islam seperti benteng-benteng, pintu gerbang, pasar-pasar tradisional, rumah peristirahatan, masjid, tempat pemandian umum, rumah sakit, dan madrasah (sekolah).
Sama halnya dengan Damaskus, Aleppo memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kota tertua di dunia. Aleppo terletak di persimpangan sejumlah jalur perdagangan yang padat. Bahkan, Aleppo termasuk rute 'Jalan Sutra' sejak milenium kedua sebelum Masehi (SM).
Kota ini secara berturut-turut pernah dikuasai oleh berbagai suku bangsa dan dinasti, seperti Hitti, Assyria, Arab, Fathimiyah, Ayyubiyah, Mongol, Mamluk, dan Turki Usmani (Ottoman).
Karenanya, tak mengherankan jika Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah memilih Aleppo sebagai kota pusat budaya Islam di wilayah Arab pada 2006 silam.
Pada masa pemerintahan Islam, yang dimulai sejak 637 M, Aleppo menjelma menjadi kota terkemuka dalam berbagai bidang. Mulai dari ekonomi, kebudayaan, hingga ilmu pengetahuan.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Aleppo telah melahirkan sejumlah tokoh penting dalam khazanah keilmuan dan peradaban Islam. Hal ini juga yang mendorong penguasa Islam pada masa itu, untuk membangun sejumlah madrasah (lembaga pendidikan). Salah satu madrasah yang cukup terkenal pada masa itu adalah Madrasah Al-Zahiriyah.