Langsung ke konten utama

Model Menara di Eropa dan Timur Tengah (3-habis)


Model Menara di Eropa dan Timur Tengah (3-habis)

Rabu, 15 Agustus 2012, 22:48 WIB
Komentar : 0
members.virtualtourist.com
Menara Masjid Schwetzingen di Jerman.
A+ | Reset | A-
Kawasan EropaKeanekaragaman bentuk menara juga bisa ditemui pada bangunan masjid-masjid di negara-negara Eropa. 

Umumnya, bentuk menara masjid di kawasan Eropa ini banyak terinspirasi oleh bangunan masjid di sejumlah negara-negara Muslim. 

Grande Mosquee de Paris atau Masjid Raya Paris adalah salah satu bangunan masjid yang masuk kategori ini.

Dari kejauhan, bentuk menara masjid kebanggan Muslim Kota Paris ini mirip dengan menara Masjid Hassan II di Casablanca, Maroko. Menaranya berbentuk segi empat dan dilapisi keramik hijau toska ini mengadopsi kaidah Mazhab Maliki. 

Pada keramik-keramik tersebut, dapat dilihat kerumitan tatanan dinding yang berwarna abu-abu. Di dalam bangunan menara, terdapat sebuah tangga menuju bagian puncak menara.

Menara segi empat juga banyak ditemui pada bangunan masjid di wilayah Mediterrania. Salah satunya adalah menara Masjid Agung Sevilla (yang disebut Menara Giralda). Menara ini pernah berfungsi sebagai menara lonceng katedral seiring dengan lahirnya kekuasaan Kristen di Spanyol.

Sementara Masjid Schwetzingen di Jerman, memiliki menara silinder dengan diameter silinder yang semakin mengecil di puncak menara. Menara seperti ini banyak ditemui pada bangunan-bangunan masjid di negeri-negeri yang pernah dikuasai oleh Kesultanan Turki Utsmani (Ottoman).

Selain bentuk menara klasik, menara segi empat, dan menara silinder, banyak juga di antara bangunan menara yang mendepankan perpaduan ketiga bentuk tersebut ataupun membentuk pola desain baru yang belum pernah ada sebelumnya. Masjid Agung Roma di Italia, misalnya, memiliki sebuah menara berbentuk pohon palem setinggi 40 meter.

Masjid Banya Bashdi di Kota Sofia, Bulgaria, terkenal karena menara yang tinggi menjulang ke langit yang dimilikinya. Jika dilihat sekilas, bentuk menara Masjid Banya Bashi ini seperti sebuah pensil tulis. 

Penggunaan batu bata merah membuat bangunan menara ini terlihat mencolok di antara bangunan-bangunan tinggi lainnya di kawasan Boulevard Maria Luiza yang berada di pusat Kota Sofia.

Postingan populer dari blog ini

Impian Sang 'Backpacker' Muslimah

Impian Sang 'Backpacker' Muslimah REPUBLIKA.CO.ID, Melakukan perjalanan keliling dunia dengan biaya murah tentu merupakan impian bagi pecinta jalan-jalan yang juga biasa disebut 'backpacker.' Berikut sejumlah kisah dan tips tentang backpacker sejati. Dalam program Inspirasi Muslimah yang ditayangkan oleh Alif TV.

Madrasah Al-Zahiriyah, Khazanah Arsitektur Islam Berbagai Dinasti (1)

Madrasah Al-Zahiriyah, Khazanah Arsitektur Islam Berbagai Dinasti (1) Kamis, 23 Agustus 2012, 21:31 WIB Komentar : 0 http://moslimonline.net Madrasah Al-Zahiriyah di Aleppo, Suriah. A+  |  Reset  | A- REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini masyarakat dunia hanya mengenal Andalusia, Kordoba, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Istanbul sebagai kota-kota penting dalam sejarah peradaban Islam.  Tidak demikian halnya dengan Aleppo, kota yang terletak sekitar 350 kilometer sebelah utara Ibukota Suriah.  Padahal, di kota ini terdapat peninggalan sejarah peradaban Islam seperti benteng-benteng, pintu gerbang, pasar-pasar tradisional, rumah peristirahatan, masjid, tempat pemandian umum, rumah sakit, dan madrasah (sekolah). Sama halnya dengan Damaskus, Aleppo memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kota tertua di dunia. Aleppo terletak di persimpangan sejumlah jalur perdagangan yang padat. Bahkan, Aleppo termasuk rute 'Jalan Sutra' sejak milenium...

Operasi Caesar Bag 2

Operasi Caesar dalam Khazanah Islam (2) nlm.nih.gov Ilustrasi A+  |  Reset  | A- REPUBLIKA.CO.ID, Para ulama Islam dari abad pertengahan, pada kenyataannya, bukan hanya merupakan yang pertama menulis tentang operasi caesar.  Mereka bahkan membuat ilustrasinya dan menuangkannya dalam puisi. Akibat minimnya sumber acuan, sejumlah sejarawan terpaksa mengutip dari sumber yang tidak ada kaitannya dengan dunia medis sama sekali.  Misalnya, cerita 1001 Malam mengenai seorang gadis budak Tawaddud. Karya sastra semacam ini tentu tidak mampu dijadikan sumber medis yang kuat. Literatur yang relevan tidak hanya langka, tapi juga tersebar, terfragmentasi, dan tidak diedit. Kendati demikian, pada masa-masa awal periode peradaban Islam di tanah Arab, terdapat sejumlah bukti meyakinkan mengenai operasi caesar. Bukti-bukti ini mau tidak mau memaksa kita untuk sampai pada kesimpulan bahwa bangsa Arab mengetahui operasi persalinan ini dan mempraktikkannya. Pali...