Langsung ke konten utama

Postingan

Model Menara di Eropa dan Timur Tengah (1)

Model Menara di Eropa dan Timur Tengah (1) Rabu, 15 Agustus 2012, 22:02 WIB Komentar : 0 mvmtravel.com Menara Masjid Aleppo di Suriah. A+  |  Reset  | A- REPUBLIKA.CO.ID, Di awal perkembangannya, gaya arsitektur menara Masjid Damaskus dan Masjid Nabawi telah menjadi trend-setter.  Pola menara kedua masjid itu telah direplikasi dan dicontoh masjid-masjid hingga berbagai penjuru negeri Muslim melintasi dataran Arab hingga ke Andalusia. Dalam perkembangannya, desain arsitektur menara masjid pun menjadi beragam. Gaya dan bentuk menara itu biasanya disesuaikan dengan budaya dan kondisi wilayahnya.  Secara umum, terdapat lima bentuk dan gaya menara masjid, yakni menara klasik, menara variasi, menara segi empat, menara spiral, dan menara silinder. Menara klasik memiliki desain yang khas. Lantai dasarnya berbentuk segi empat, naik ke atas menjadi oktagonal (segi delapan) dan kemudian diakhiri dengan tower silinder yang dipuncaki dengan sebuah kubah kecil.

Nafisah binti Al-Hasan: Kezuhudan Sang Guru (3-habis)

Nafisah binti Al-Hasan: Kezuhudan Sang Guru (3-habis) Kamis, 31 Januari 2013, 08:15 WIB Komentar : 0 jizzflame.blogspot.com Matahari (ilustrasi) A+  |  Reset  | A- REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Nashih Nashrullah Tak antisosial Kezuhudan tokoh yang telah berhaji sebanyak 30 kali ini tak lantas membuatnya antisosial. Ia adalah sosok yang peduli sesama, suka memberi, dan menolong mereka yang membutuhkan atau teraniaya. Ia pernah menolong seorang hartawan yang terampas haknya oleh pemerintah.  Ia menentang keras kezaliman tersebut dan berjuang agar hak tersebut dikembalikan. Perjuangannya terkabul. Hartawan itu akhirnya memberikan hadiah 100 ribu dirham sebagai ucapan terima kasih. Ia terima hadiah itu dan membagikannya untuk fakir miskin. Kendati begitu, ia sendiri hidup serbakekurangan. Konsistensi terhadap jalan zuhud itu bertahan hingga ajalnya menjemput pada Ramadhan 208 H. Ia meninggal dalam kondisi berpuasa. Permintaan untuk membatalkan puasanya, ta

Nafisah binti Al-Hasan: Kezuhudan Sang Guru (2)

Nafisah binti Al-Hasan: Kezuhudan Sang Guru (2) Kamis, 31 Januari 2013, 08:00 WIB Komentar : 0 .free-extras. Gurun pasir (ilustrasi) A+  |  Reset  | A- REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Nashih Nasrullah Dunia fana Nafisah sadar dan meyakini dunia fana. Ia pun berpaling darinya. Ia membaktikan diri sepenuhnya untuk Allah SWT. Ia menempuh jalan zuhud. Mengisi hari-harinya dengan beribadah. Shalat malam dan berpuasa di siang hari.  Di sudut rumahnya, ia menggali tanah hingga menyerupai liang lahat. Di lubang itulah, ia shalat dan banyak menelaah Alquran. Seperti dikisahkan, ia membaca Alquran sebanyak 190 kali di lokasi itu.  Ketekunannya itu tak luput dari perhatian sang suami. Ia meminta agar Nafisah memperhatikan pula kondisi fisiknya. Ia tetap konsisten di jalannya. “Barang siapa yang beristikamah bersama-Nya, maka alam semesta ada di genggaman dan akan menaatinya,” katanya. Nafisah adalah sosok yang berhati-hati (wara'). Tak terkecuali soal makanan.

Nafisah binti Al-Hasan: Kezuhudan Sang Guru

Nafisah binti Al-Hasan: Kezuhudan Sang Guru (1) Kamis, 31 Januari 2013, 07:48 WIB Komentar : 0 .free-extras. Gurun pasir (ilustrasi) A+  |  Reset  | A- REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Nashih Nashrullah Kezuhudan dan kealimannya mendapat pengakuan banyak kalangan. Termasuk dari dua tokoh besar, Imam Syafii dan Hanbali.  Di jagad ilmu agama dan pengetahuan, namanya tersohor: Nafisah binti al-Hasan. Cucu Rasulullah SAW kelahiran Makkah 145 H itu mahir menguasai berbagai disiplin ilmu. Tumbuh dan berkembang di Madinah, mencetaknya sebagai pribadi yang matang. Ia berhasil menghafal Alquran saat masih kecil. Ia pun belajar tafsir dan hadis hingga lihai di kedua bidang itu.  Ayahnya, Zaid bin al-Hasan, adalah gubernur Madinah ketika Khalifah Abu Ja'far al-Manshur berkuasa. Akibat persaingan politik, Zaid ditangkap dan diasingkan ke Baghdad. Seluruh hartanya disita. Nafisah pun menyertai ayahandanya ke Baghdad. Zaid dinyatakan bebas saat Khalifah al-Mahdi naik

Madrasah Al-Zahiriyah, Khazanah Arsitektur Islam Berbagai Dinasti (1)

Madrasah Al-Zahiriyah, Khazanah Arsitektur Islam Berbagai Dinasti (1) Kamis, 23 Agustus 2012, 21:31 WIB Komentar : 0 http://moslimonline.net Madrasah Al-Zahiriyah di Aleppo, Suriah. A+  |  Reset  | A- REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini masyarakat dunia hanya mengenal Andalusia, Kordoba, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Istanbul sebagai kota-kota penting dalam sejarah peradaban Islam.  Tidak demikian halnya dengan Aleppo, kota yang terletak sekitar 350 kilometer sebelah utara Ibukota Suriah.  Padahal, di kota ini terdapat peninggalan sejarah peradaban Islam seperti benteng-benteng, pintu gerbang, pasar-pasar tradisional, rumah peristirahatan, masjid, tempat pemandian umum, rumah sakit, dan madrasah (sekolah). Sama halnya dengan Damaskus, Aleppo memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kota tertua di dunia. Aleppo terletak di persimpangan sejumlah jalur perdagangan yang padat. Bahkan, Aleppo termasuk rute 'Jalan Sutra' sejak milenium kedua sebelum M

Hikmah dari Kisah Ibunda Nabi Musa

Hikmah dari Kisah Ibunda Nabi Musa Komentar : 0 .free-extras. REPUBLIKA.CO.ID,  Banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah Yokhebed, ibunda Nabi Musa AS. Salah satunya yakni tawakal kepada Allah.  Ibunda Musa begitu tawakal menyerahkan keselamatan putranya kepada Allah. Ia memohon pertolongan Allah dan meminta perlindunganNya atas putra kecilnya. Allah banyak memerintahkan umat di dalam Alquran untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah.  "Dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi pelindung," Qur'an surah An-Nisa’ ayat 81. Serta dalam surah Ali- Imran ayat 159 disebutkan, "Kemudian apabila kamu telah membuat tekad, maka bertawallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertawakal kepada-Nya". Rasulullah pun terus meminta umat agar bertawakkal kepada Allah. Dari umar bin khathab, Rasulullah bersabda, “Andaikan kalian tawakal kepada Allah dengan sebenarnya niscaya Allah akan memberi rizki kepad

Dua Masjid Indonesia Bersertifikat ISO

Dua Masjid Indonesia Bersertifikat ISO Rabu, 20 Februari 2013, 17:42 WIB Komentar : 0 MAsjid Al Akbar, Surabaya REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan masjid sudah dilakukan secara profesional. Bahkan, dua masjid di Indonesia sudah memiliki sertifikat International Organization for Stanndardization (ISO). Dua masjid tersebut adalah masjid Al Ikhlas Jati Padang di Jakarta dan masjid Raya Al Akbar di Surabaya. Keduanya sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari badan standardisasi internasional.  Masjid Al Ikhlas Jati Padang mendapat sertifikat ISO sejak tahun 2011 lalu. Sedangkan sertifikat ISO Masjid Raya Al Akbar baru diperoleh awal tahun 2013 lalu. Dengan sertifikat ISO 9001:2008 ini, pengelolaan masjid dilakukan dengan menerapkan standar mutu.  Menurut Pengurus Masjid Al Ikhlas Jati Padang Rahadi Mulyanto, penerapan standar ISO membuat pengelolaan masjid dilakukan sesuai akuntabilitas publik. Semua program dan kegiatan masjid selama satu